Maksiat Mengundang Azab
Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Jika timbul
maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada
mereka." Aku berkata : Wahai Rasulullah,
apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih?Beliau menjawab:
"ada!". Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah
perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: "Allah akan
menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang
yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan
dari dari Rabbnya." (HR. Imam Ahmad)
Miris!! itulah yang
diungkapkan penulis yang merasakan hidup dimana Alloh menimpakan laknat
dan adzab yang bertubi-tubi kpd penduduk bumi ini. Bedanya adzab bisa Alloh
timpakan seluruhnya di dunia, bisa setengahnya di dunia setengahnya
di akhirat, bisa seluruhnya di akhirat.. Sementara laknat Alloh turun seketika
itu juga sewaktu manusia bermaksiat kpd Alloh yaitu dicabutnya kasih sayang
Alloh kpd hamba tersebut.
Sementara keberadaan
orang-orang baik dan sholih yang membiarkan kemaksiatan merajalela tidak luput
dari bencana tersebut.
“Demi Alloh,
hendaknya kalian mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar. Atau Alloh akan menimpakan hukuman kepada
kalian, lalu kalian berdo’a namun tidak dikabulkan” (HR. At Tirmidzi
no.2323, Ia berkata: “Hadits ini hasan”)
mengapa mencegah
kemungkaran itu sangat penting?? mari kita analogikan seseorang yang mau minum
minuman keras kita diamkan maka seolah-olah kita mendorong dia yang sebelumnya
sudah berdiri di tepi di jurang neraka. Sikap kita seharusnya menarik dia
agar tidak jatuh keneraka dengan semaksimal mungkin dengan tangan, lisan maupun
hati.
Pada hari ini,
seseorang yang berupaya mencegah kemungkaran sudah bukan rahasia lagi akan di
cap radikalis. ingat bahwa yang kita cari adalah ridho Alloh, bukan ridho
makhluk..
Al Hadits menjelaskan
tentang sebab-sebab Musibah dan Bala bencana
Musibah dan
bala-bencana yang menimpa pada saat ini di Indonesia dan di belahan dunia
lainnya, telah diinfokan oleh Rasululullah saw berdasarkan dua haditsnya
berikut:
Rasulullah Saw bersabda,
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا وَقَعَتْ فِيْكُمْ خَمْسٌ ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ
تَكُونَ فِيْكُمْ أَوْ تُدْرِكُوهُنَّ : مَا ظَهَرَتِ
الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ يُعْمَلُ بِهَا فِيْهِمْ عَلاَنِيَةً إِلاَّ ظَهَرَ
فِيْهِمْ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلاَفِهِمْ ،
وَمَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ
وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ، وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ
وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ
السُّلْطَانِ ، وَلاَ حَكَمَ أُمَرَاءُهُمْ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ
سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوَّهُمْ فَاسْتَنْفَدَ بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ،
وَمَا عَطَّلُوا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ إِلاَّ جَعَلَ اللهُ
بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .
"Bagaimana kalian
apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah
mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya,yaitu,
- Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta'un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
- Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
- Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
- Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
- Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا فَعَلَتْ
أُمَّتِي خَمْسَ عَشْرَةَ خَصْلَةً حَلَّ بِهَا الْبَلاَءُ ، فَقِيلَ : وَمَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : إِذَا كَانَ
الْمَغْنَمُ دُوَلاً ، وَالأَمَانَةُ مَغْنَمًا ، وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا ،
وَأَطَاعَ الرَّجُلُ زَوْجَتَهُ ، وَعَقَّ أُمَّهُ ، وَبَرَّ صَدِيقَهُ ، وَجَفَا
أَبَاهُ ، وَارْتَفَعَتْ الأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ ، وَكَانَ زَعِيمُ
الْقَوْمِ أَرْذَلَهُمْ ، وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ ، وَشُرِبَتْ
الْخُمُورُ ، وَلُبِسَ الْحَرِيرُ ، وَاتُّخِذَتْ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ ،
وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَوَّلَهَا ، فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ
رِيحًا حَمْرَاءَ أَوْ خَسْفًا وَمَسْخًا
Rasulullah Saw
bersabda: "Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka
halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana." Ditanyakan,
apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila... (1) Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik
pribadi. (2) Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan. (3) Zakat
dianggap sebagai cukai (denda). (4) Suami menjadi budak istrinya.
(5) Mendurhakai ibunya. (6)Mengutamakan sahabatnya. (7) Berbuat
zalim kepada ayahnya. (8) Terjadi kebisingan (suara kuat) dan
keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan
syari'ah). (9) Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi
pemimpin umat (masyarakat). (10) Seseorang dihormati karena
semata-mata takut dengan kejahatannya. (11) Minuman keras (khamar)
tersebar merata dan menjadi kebiasaan. (12) Laki-laki telah memakai
pakaian sutera. (13) Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan
dianjurkan. (14) Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan
atau kesukaan. (15) Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca
generasi pendahulunya; Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka
tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelam ke
dalam bumi (gempa bumi), dan perubahan-per-ubahan atau
penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain. (HR.
Tirmidzi, 2136 dari Ali bin Abi Thalib)
Demikianlah dahsyatnya
musibah dan malapetaka akibat satu pemerintahan menolak berlakunya syariat
Allah Swt, dan rakyatnya hanya diam tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
Maka kita telah saksikan apa yang telah berlaku di Indonesia, kekacauan,
kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan antar kaum, dan perpecahan
satu sama lain antara rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan penguasa. Korupsi
dan ketidak adilan merajalela, tekanan penguasa kepada rakyat yang tidak segan
berlaku kejam kepada rakyat, para penegak syari'ah dan mujahidin dibunuh dengan
tuduhan teroris sementara nabi palsu, koruptor, pemurtad agama dibiarkan hidup,
pembunuhan masal dalam keluarga karena kemiskinan dan tekanan hidup, dan segala
macam penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan
membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Oleh sebab itulah,
Rasulullah Saw berdoa agar sahabat-sahabatnya tidak menjumpai keadaan yang
demikian dahsyat dan terpuruknya. Dari semua perkara yang menyebabkan datangnya
siksa dan azab itu. Insya Allah akan berakhir jika manusia dan kaum Muslimin
khususnya kembali kepada Allah dan Rasul Nya, berpegang teguh kepada Dinullah (Islam
yang sebenar-benarnya, menurut Al Qur'an dan As Sunnah) mengikut petunjuk
Rasulnya.
Sebelum penutup,
renungkanlah firman Allah Swt berikut serbagai introfeksi kita semua:
"Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya." (QS. Al A'raf, 7: 96)
No comments:
Post a Comment